Bidara Dalam Pandangan Islam
Bidara
adalah satu tanaman istimewa karena disebut dalam al-Qur’an dan Hadits. Pohon
bidara dalam suatu riwayat digunakan untuk bersuci bagi wanita haids dan untuk
memandikan jenazah.
Dari
‘Aisyah bahwa Asma’ binti Syakal bertanya kepada Rasulullah tentang mandi haidh: “Salah
seorang di antara kalian (wanita) mengambil air dan sidrahnya (daun pohon
bidara) kemudian dia bersuci dan membaguskan bersucinya, kemudian dia
menuangkan air di atas kepalanya lalu menggosok-gosokkannya dengan kuat
sehingga air sampai pada kulit kepalanya, kemudian dia menyiramkan air ke
seluruh badannya, lalu mengambil sepotong kain atau kapas yang diberi minyak
wangi kasturi, kemudian dia bersuci dengannya. Maka Asma’ berkata: “Bagaimana
aku bersuci dengannya?” Dia bersabda: “Maha Suci Allah” maka ‘Aisyah berkata
kepada Asma’: “Engkau mengikuti (mengusap) bekas darah (dengan kain/kapas
itu).” (HR. Muslim)
Dalam riwalayat lain disebutkan, "Telah berkata Ummu 'Athiyyah:
Rasulullah S.A.W. masuk (menengok) anak perempuannya yang wafat, lalu berkata:
"Mandikanlah ia tiga kali, lima kali, atau lebih --kalau kau fikir perlu--
dengan air dan bidara, dan diakhir sekali campurlah dengan kapur barus. Maka
apabila selesai, beritahukanlah kepadaku." Sesudah selesai lantas kami
beritahukan kepadanya. Lalu ia berikan kepada kami kainnya, sambil berkata:
"Pakaikanlah kain ini di badannya." (SR. Bukhari - Muslim)
Dari hadits tersebut kiranya terang benderang, bahwa bidara menempati posisi strategi bagi umat Islam, bukan saja untuk beribadah, namun juga untuk kesehatan dan kebersihan. Tertarik menanam pohon bidara? Vista agro jual pohon bidara Jogja dan siap kirim kirim ke seluruh penjuru nusantara.